MUJU.COM, Balikpapan – Terlihat para santri telah mengisi shaf-shaf di Masjid Besar Pondok Pesantren Al-Mujahidin dengan rapi menggunakan seragam putih abu-abu. Dihadiri oleh Waka Pimpinan Pondok Pesantren, Kabag Pengasuhan, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2, dan jajaran guru, acara ramah tamah dan pelepasan santri kelas 12 berjalan dengan lancar. (3/4)

Dokumentasi Santri Putra Kelas 12
Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh Ipmawan Abdi, dipandu oleh MC Ipmawati Nurul Aliyul. Keduanya berasal dari kelas 11. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh Ketua Panitia Penyelenggara, Ustadz Rimun, S.Pd, Kepala Bagian Pengasuhan Santri Putra dan Putri, Ustadz Akhmad Syaifullah, M.Pd, dan terakhir oleh Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2, Ustadz Rendra Aradea, S.Sos.I.
Acara ramah tamah merupakan agenda rutin tahunan dalam melepas kelas 12. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini hanya dilaksanakan secara tertutup dan sederhana menyesuaikan kondisi dan situasi.
“Walaupun kita melaksanakan acara ini di bulan Ramadahan secara sederhana, namun insyaa Allah penuh hikmah. Harapan kita dalam acara ini, setelah kami melepas kalian, kalian menjadi kader yang siap membela agama dan tanah air,” tutur Ustadz Rimun dalam sambutannya.
Sambutan demi sambutan telah diberikan, kesan dan pesan pun telah disampaikan, tiba saatnya perwakilan santri maju ke depan untuk turut memberikan sepatah-dua patah kata. Terpilih Ipmawan Ahmad Fadhli Dzilikrom sebagai perwakilan santriwan dan Ipmawati Andi Rezti Maharani sebagai perwakilan santriwati.
“Terimakasih telah berjuang bersama, terimakasih kepada para dewan guru yang telah mendidik dan mengasuh kami. Mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan selama proses pembelajaran,” kompak keduanya.

Dokumentasi Santri Putri Kelas 12
Meski hujan mengguyur Balikpapan pada pagi dini hari, para santri tetap antusias mendengarkan tausiyah yang dibawakan oleh Ustadz Muhammad Hendro, M.Pd
Tausiyah kali ini berisikan pembekalan kepada para santri kelas 12 yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Dirinya berpesan,
“Jadilah santri yang tidak hanya pintar, namun juga memiliki akhlak yang mulia. Kelak kalian akan terjun ke masyarakat, berikanlah yang terbaik untuk pondok tercinta ini. Amalkanlah ilmu yang telah kalian dapatkan selama di pondok pesantren. Teladanilah perjuangan Muhammad Al-Fatih dengan semangatnya.‘Isy kariiman au Mut Syahiidan. Hidup mulia atau mati syahid,” tutupnya.
Red : RT | Ed : ARM