Categories
Artikel Terbaru Berita

Ponpes Al Mujahidin Raih Juara Pertama Eco Office DLH

Balikpapan – Pondok Pesantren Al Mujahidin KM 10 Balikpapan Utara berhasil menjadi juara pertama lomba Eco Office gelaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan. Penyerahan piagam penghargaan diserahkan oleh perwakilan dari Kodim dan Sekretaris DPRD Balikpapan dan diterima langsung oleh Rimun selaku Sekretaris Ponpes Al Mujahidin.

Keberhasilan Ponpes Al Mujahidin menjadi juara berkat kerjasama pengurus Ponpes, juga pengasuh baik untuk santri putra dan putri. Sekretaris Ponpes Al Mujahidin, Rimun mengatakan bahwa pondok hanya mendukung para pengasuh, baik pengasuh santri putra maupun santri putri dan menjadikan lomba ini sebagai media edukasi lingkungan. dan melalui kegiatan Eco Office, santri bisa mempraktikkan cara mengelola dan mengurangi timbulan sampah di lingkungan Ponpes.

“Jadi mereka mengolah sampah menjadi kompos, dan aksi pengelolaan sampah lainnya untuk membuat lingkungan menjadi bersih, dan kedepannya hal ini dapat mereka dakwahkan ke masyarakat agar dapat menjadi budaya hidup,” harap Rimun.

Sementara itu dikatakan Koordinator Eco Office Santi Putra, Ustadz Ahmad Saefudin, beberapa hal yang dilakukan para santri, mengikuti apa-apa yang ada di dalam indikator.

“Seperti membuat lubang biopori, yang berguna sebagai lubang resapan air dan juga sampah organik, dan sisa makanan. Pembuatan lubang ini dilakukan santri putra, dan alhamdulillah mereka turut antusias, sebagai sebuah gerakan menjaga lingkungan hidup,” jelas ustaz Ahmad.

Selain itu juga membuat kompos dari bahan organik serta sisa sampah makanan yang ada, meskipun belum banyak yang dihasilkan.

“Kami membuat sekitar dua wadah kompos, dan ini juga akan terus kami kembangkan bersama para santri putra lainnya,” tambah Ahmad.

Para santri juga melakukan pemanfaatan air hujan, baik untuk air kolam pemeliharaan ikan lele, dan air dari kolam lele juga digunakan untuk menyiram tanaman yang ada di lingkungan Ponpes.

Sedangkan upaya lainnya dilakukan santri putri “Yaitu dengan membuat ecobrick dari sampah plastik yang berasal dari bungkus makanan atau permen, dan juga dilombakan antar kamar dengan kreasi masing-masing santri,” jelas koordinator santri putri, Ustazah Fatimah Az-Zahra.

Editor : RAS  | Sumber : Balpos.com

Categories
Artikel Terbaru Berita

Reuni di Stadion Sudirman

Kapten Kesebelasan PS Mujahidin saat menerima Piala Kasad Liga Santri 2022 Kota Balikpapan

Selasa (28/06) siang itu. Jajaran awan tampak berarak di langit tapi tidak sampai berubah mendung. Langkah kakiku sampai di halaman parkir pesantren al Mujahidin. Waktu menunjukkan pukul 2 lewat saat menginjakkan kaki di dekat pos satpam. Sudah ada beberapa orang sedang duduk. Mereka menunggu bus jemputan yang sama denganku. Tampak juga dua alat marching band berukuran besar hadir di situ.
“Disampaikan kepada suporter al Mujahidin jam 14.30 kumpul di lapangan. InsyaAllah jam 15.00 sudah start,” ujar Rimun, Sekretaris pesantren al Mujahidin. Begitu bunyi pengumuman lewat grup Whatsapp yang kuterima. Sore ini ternyata merupakan jadwal pertandingan penutup Liga Santri piala Kasad di Balikpapan.
Final kali ini mempertemukan pesantren al Mujahidin dengan Bairuha yang berhasil mengandaskan lawan masing-masing di semifinal. Bairuha berhadapan dengan Asy Syifa. Sedangkan al Mujahidin bertemu Hidayatullah. Kedua tim ini juga sempat berjumpa di babak penyisihan grup. Ketika itu al Mujahidin menang dengan skor tipis 1-0.
Sudah berulang kali sebenarnya ajakan menonton laga al Mujahidin di Liga Santri kuterima. Baik secara langsung pas ketemu di masjid atau lewat pesan WA. Sedari penyisihan hingga semifinal memang belum sempat menonton santri al Mujahidin bertanding. Tapi waktunya yang memang belum pas. Akhirnya sampai masuk final baru bisa ikut.
Waktu menunjukkan pukul 15.00 siang. Bus yang mengangkut rombongan suporter mulai menapak aspal menuju lokasi pertandingan. Sekitar pukul 15.30 bus mampir di masjid al Muna yang berada di tepi laut. “Kita sholat ashar di sini. Tempat bertanding tinggal 5 menit dari sini,” ucap Rimun, yang juga menjadi koordinator suporter al Mujahidin.
Tepat pukul 15.40 adzan ashar berkumandang. Aku beranjak dan ikut antri berwudhu bersama jamaah lainnya. 10 menit berikutnya muadzin mengumandangkan iqomah sebagai penanda sholat bermula. Usai sholat kami pun menuju ke bus. Bus kembali melaju menuju lokasi pertandingan. Benar saja sekitar 5 menit di jalan raya kami tiba di Stadion Sudirman yang berada di komplek Kodam VI/ Mulawarman.
Memasuki area stadion, kami menempati tribun barat. Sementara suporter Bairuha berada di tribun timur. Para pendukung dari kedua pihak terus berdatangan. Laga final ini ternyata cukup menjadi magnet yang menarik penonton. Pertandingan pun dimulai usai seremoni penutupan. Kedua kelompok suporter terus saja menyanyikan lagu dukungan untuk tim masing-masing.
“Mana ini tim yel-yel al Mujahidin. Kita kalah yel-yel sama suporter Bairuha,” tulis Rimun di grup WA. “Suporternya kalah banyak pak,” timpal Achmad Firmansyah, salah seorang staf pengajar. “Seimbang aja bro,” jawab Rimun lagi. Perkiraanku sendiri hampir seribu orang hadir memadati Stadion Sudirman sore itu.
Tidak ada perbedaan skor ketika wasit meniup peluit mengakhiri babak pertama. Pertandingan mulai memanas ketika tim Bairuha berhasil unggul lewat tendangan penalti di menit 75 babak kedua. Itu terjadi setelah salah satu pemain al Mujahidin menyentuh bola di kotak terlarang. Suporter mereka terus saja menyanyikan lagu mendukung tim kesayangannya. Namun sekejap kemudian suasana berubah di tribun barat tempatku duduk. Suara riuh gembira menggema saat tim al Mujahidin berhasil menyamakan kedudukan beberapa menit berselang.
Pemandangan menarik terjadi ketika suporter dari Hidayatullah menggabungkan diri ke al Mujahidin. Mereka hadir untuk pertandingan perebutan tempat ketiga melawan pesantren Asy Syifa. Ternyata kelompok suporter ini tidak langsung pulang setelah timnya memenangkan pertandingan. Melainkan tetap bertahan dan menonton laga final.
“Apa boleh gabung ke situ,” ujar salah satu suporter. Kami pun mengiyakan dan mempersilahkan mereka bergabung dengan suporter al Mujahidin. Jadilah suara dukungan tambah membahana. Saling berbalas lagu dukungan pun terjadi. Hingga wasit meniupkan peluit panjang skor 1-1 tidak berubah. Penentuan pemenang akhirnya melalui babak adu tendangan penalti.
Waktu sudah menunjukkan pukul 18.05 ketika adu penalti bermula. 5 penendang dari kedua tim bersiap. Satu persatu pemain menunaikan tugasnya. Satu penendang dari tim Bairuha gagal setelah tendangannya menerpa mistar gawang. Sementara 5 penendang tim al Mujahidin sukses menghasilkan skor. Jadilah skor 6-5 mengakhiri laga final Liga Santri 2022. Tim al Mujahidin menjadi kampiun juara.
“Alhamdulillah menang adu penalti,” tulis Firmansyah sambil menyertakan foto penyerahan tropi juara. Ucapan selamat pun mengalir di grup WA para guru pesantren al Mujahidin. Bahkan peserta liga santri lainnya juga turut menyampaikan selamat. “MasyaAllah al Mujahidin. Semangat. Allah ridho terhadap orang-orang yang jujur,” tulis perwakilan pesantren Ahlussuffah yang diteruskan salah seorang official al Mujahidin.
Bahkan perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Balikpapan juga turut mengomentari kemenangan al Mujahidin. “Liga santri dimenangkan oleh para santri yang tidak diperhitungkan sebagai santri. Karena memang banyak alumni santri yang tidak menyangka bahwa santri yang menang tersebut tidak diperhitungkan. Kita patut bangga. Itulah yang benar santri kita. Harapan masa depan persyarikatan,” tulis Arif Suprapto, salah seorang pengurus PDM Balikpapan.
Bagiku laga yang berakhir bertepatan adzan Maghrib ini bukan sekedar persoalan menang kalah. Kehadiran alumni dan santri al Mujahidin yang sedang libur akhir semester menjadi poin tersendiri. Mereka hadir memenuhi stadion. Bahkan menjadikan stadion sebagai tempat silaturahmi sekaligus reuni. Tanpa harus membuat jadwal dan tempat acara secara khusus untuk bertemu.
Sebuah pertandingan sepak bola saja bisa menjadi ajang reuni bagi kami sesama alumni. Maklum pesantren ini tempatku menuntut ilmu 20 tahun yang lalu. Bahkan alumni yang jauh di bawahku pun turut hadir. Aku teringat ucapan Kepala SMP Muhammadiyah 3 al Mujahidin, Juhriansyah, saat memberi sambutan acara “akhirussanah” bagi siswa yang berada di kelas 9 beberapa waktu lalu.
“Jadi tidak ada yang namanya perpisahan. Ini hanya mengantar kalian lanjut ke jenjang pendidikan berikutnya. Di pondok ini kami ajarkan ilmu agama, umum dan kemandiriannya agar kalian semakin mantap,” ujar sang kepala sekolah. Terbukti alumni yang hadir tak lupa menyapa dan menyalami para guru yang turut menonton pertandingan.
Acara penyerahan tropi pun berakhir. Rombongan kami beranjak meninggalkan lokasi pertandingan. Sejumlah suporter dari tim Bairuha menyalami kami tepat di pintu masuk. Ada juga suporter Hidayatullah yang mengucapkan salam perpisahan saat mereka mengaspal pulang ke pesantren. Ok itu saja cerita kami. Intinya tetap jaga diri dan keselamatan agar selamat sampai ke rumah. Teruslah berilmu dan beramal. Salam tangguh. (*/habis)

Categories
Artikel Terbaru Berita

PS Mujahidin Juarai Liga Santri Piala Kasad 2022

Keseblasan PS MUjahidin saat mengangkat piala. Pesantren Al Mujahidin berhasil menjuarai Liga Santri Piala Kasad 2022 Regional Balikpapan setelah mengandaskan perlawanan Pesantren Bairuha.

BALIKPAPAN – Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujahidin sukses menyabet gelar juara di final Liga Santri Piala Kasad 2022, kemarin (28/6). Kesebelasan santri ini tampil memukau pada final di Stadion Sudirman, Balikpapan, tersebut. Capaian itu mereka raih usai mengalahkan Pesantren Bairuha dalam adu penalti. Laga berakhir dengan skor 6-5.

Para suporter gabungan PS Mujahidin yang merupakan guru, alumni, santri dan keluarga besar Ponpes Al-Mujahidin datang untuk memberikan semangat dan dukungan.

Tak dimungkiri, kemenangan kemarin cukup sulit diraih oleh PS Al Mujahidin. Hal itu juga diakui pelatih kepala Al-Mujahidin, Muhammad Hatta. Sempat tertinggal satu gol di babak kedua, dia mengaku khawatir mental para anak asuh nya bakal ambrol. Namun, berkat semangat yang tak luntur, Al-Mujahidin bisa mengejar ketertinggalan lewat gol balasan. “Alhamdulillah anak-anak mengikuti instruksi. Dari ketinggalan satu gol, mental mereka tidak langsung down. Setelahnya, mereka bisa menyamakan kedudukan,” ujarnya.

Melihat sengitnya laga kemarin, diakuinya memang menguras habis tenaga para pemain. Belum lagi dua kartu kuning juga dilayangkan pada timnya. Meski begitu, dorongan pun tak henti ia berikan, agar para pemain tetap fokus pada pertandingan.

Pelatih Kepala Muhammad Hatta dan asisten saat memberikan arahan kepada keseblasan PS Mujahidin.

Terkait evaluasi pertandingan, dia tak memberi banyak catatan. Namun, perlu diperbaiki dalam hal mental pemain. Untuk fisik, disebutkannya para pemain hanya perlu meningkatkan sedikit kekuatan agar bisa tampil lebih maksimal nantinya. “Harapannya, saat berlaga di provinsi nanti, bisa lolos keempat besar dan bertanding di tingkat nasional,” pungkas Hatta.

Bendahara Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Balikpapan juga turut mengomentari kemenangan PS Mujahidin. “Liga santri dimenangkan oleh para santri yang tidak diperhitungkan sebagai santri. Karena memang banyak alumni santri yang tidak menyangka bahwa santri yang menang tersebut tidak diperhitungkan. Kita patut bangga. Itulah yang benar santri kita. Harapan masa depan persyarikatan,” tulis Arif Suprapto.

Sementara itu, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengapresiasi dan menyambut baik terlaksananya agenda tersebut. Dia juga memberi selamat, kepada semua tim yang berhasil lolos ke babak final.

Dia berharap, tim yang menang bisa menjadikan ajang tersebut untuk lebih mengasah kemampuan. Sedangkan bagi tim yang kalah, untuk tidak berkecil hati. Tetap semangat dan menjadikan hasil tersebut sebagai motivasi untuk lebih baik.

“Semoga, Liga Santri ini bisa menjadi agenda rutin agar dapat melahirkan bibit pesepak bola andal, khususnya dari kalangan santri. Yang akan mengharumkan nama Balikpapan di kancah nasional,” ujarnya. (end)

Categories
Artikel Terbaru Berita

700 Santri Ponpes Al-Mujahidin Mengikuti UKT

BALIKPAPAN – 700 Santri Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujahidin mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang digelar oleh Pimpinan Daerah 042 TSPM Kota Balikpapan (26/03). Ujian Kenaikan Tingkat tersebut bertempat di Kampus Pondok Pesantren Al-Mujahidin dan akan berlangsung selama 2 hari.

Ketua Panitia, Akhmad Luqman Hakim,K.Mdy., menyampaikan bahwa Ujian Kenaikan Tingkat ini diselenggarakan untuk siswa melati 1 hingga Latihan Kader Pimpinan Tapak Suci (LKPTS) sebagai wadah membina dan melatih calon-calon pelatih Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah dengan tujuan mencetak pewaris dan penerus Perguruan.

“Alhamdulillah untuk UKT tahun ini bisa terlaksana dengan total 796 Peserta yang 90 persen dari total peserta merupakan santri Ponpes Al-Mujahidin. UKT ini diselenggarakan untuk siswa melati satu hingga LKPTS. ” Ucap Luqman.

“Tentu dalam hal ini mewakili seluruh panitia kami menyampaikan terimakasih yang banyak kepada Pimpinan, seluruh Dewan Guru dan keluarga besar Ponpes Al-Mujahidin yang telah memfasilitasi dan mendukung kegiatan ini.” Tambahnya.

Luqman juga menjelaskan bahwa Kegiatan UKT ini meliputi upacara pembukaan, ujian tulis (wawasan) , ujian teknik dan jurus serta penggodokan mental kepemimpinan. Selain itu, untuk meningkatkan wawasan keagaaman dan menguatkan semangat rohani peserta, kami juga menjadwalkan sesi pengajian, mewajibkan qiraatul qur’an sebelum dan sesudah sholat serta sholat tahajjud. Kemudian dipenghujung kegiatan nanti akan ditutup dengan pelantikan secara simbolis bagi siswa yang telah dinyatakan naik tingkat.

Sumber : kabarmuh.com