KH. Mas'ud Asyhadi, Pimpinan Ponpes Al-Mujahidin ( Dua Dari Kanan)
KH. Mas’ud Asyhadi, Pimpinan Ponpes Al-Mujahidin ( Dua Dari Kanan)
Balikpapan – Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mujahidin, Balikpapan, Kalimantan Timur, Ustadz Mas’ud Asyhadi, Lc. terpilih sebagai penerima BI Award di acara pertemuan tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (30/11) siang. Beliau menerima penghargaan untuk kategori tokoh penggiat ekonomi pesantren/boarding school bersama 58 penerima lainnya dari berbagai kalangan.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan BI Award merupakan bentuk apresiasi kepada mitra strategis yang telah memberikan kontribusi mendukung instansi yang dipimpinnya. Salah satunya di bidang ekonomi dan keuangan syariah yang memiliki peran penting dalam memperkuat struktur ekonomi dan pasar keuangan nasional.
“30 bulan kita melawan Covid-19. Sekarang kita berhadapan gejolak ekonomi global. Alhamdulillah Indonesia masih bertahan dan berusaha pulih. Ini adalah hasil sinergi dan inovasi kebijakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter,” ujarnya.
Pengalaman krisis keuangan di masa lalu, lanjut Perry, membuktikan fundamental ekonomi dan keuangan syariah mampu menjadi solusi. Maka pemerintah dan pemegang kebijakan perlu melirik potensi ini. Terutama untuk mengisi kesenjangan yang dihadapi ekonomi dan keuangan dunia saat ini. Maka sebagai bentuk dukungan nyata, Bank Indonesia telah mengembangkan cetak biru strategi ekonomi dan keuangan syariah.
Lima orang santri Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujahidin terpilih mewakili Provinsi Kalimantan Timur dalam Liga Santri Piala Kasad Tingkat Nasional di Bandung, yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada 4-22 Oktober 2022 mendatang.
Liga Santri Piala Kasad Tingkat Nasional ini merupakan program Mabes Angkatan Darat yang bekerja sama dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Tujuannya adalah untuk melahirkan bibit-bibit unggul pesepak bola nasional maupun internasional dari para santri. Selain itu, terselenggaranya Liga Santri ini merupakan ajang silaturahim, sekaligus meningkatkan kemampuan dalam bertanding sepak bola dan menumbuhkan rasa solidaritas antarsantri.
Bersama dengan rombongan official dan tim Kalimantan Timur, Albert Renaldi, Rahmat Hidayat, Mirco Votava, Ayat al-Fatih Arkam dan M. Lailul Akbar diberangkatkan di Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, tadi pagi (01/10).
Official sekaligus Koordinator Ekskul Sepak Bola Al-Mujahidin, Agus Permnto mengatakan,
“Mohon doa dan dukungan untuk santri kita yg akan mewakili provinsi Kalimantan timur dalam liga santri nasional piala kasad tingkat nasional di Bandung tanggal 4-22 Oktober 2022.”
Agus juga berharap anak didiknya bisa sukses dan nanti bisa terpilih menjadi pemain tim nasional sepak bola indonesia.
“Semoga mereka sukses dan ada yang terpilih menjadi pemain timnas Indonesia.” tutup Agus saat memberikan keterangan.
Sebelumnya, Tim Sepak Bola Al-Mujahidin binaan Kodim 0905 Balikpapan ini berhasil mendapatkan Juara 3 Liga Santri Piala Kasad Tingkat Provinsi Kalimantan Timur. Dan harapannya 5 nama terpilih tersebut kelak akan mengharumkan nama Pondok Pesantren Al-Mujahidin, Kota Balikpapan, dan juga Provinsi Kalimantan Timur.
Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujahidin Balikpapan kembali menyelenggarakan kegiatan Fortasi bagi para santri baru tahun pelajaran 2022/2023. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada tanggal 15 hingga 16 Juli dengan mengukung tema “Bersama Dalam Pembaharuan, Junjung Tinggi Nilai Moral dan Intelektual, Ciptakan Kader Hebat Menebar Manfaat”.
Fortasi atau Forum Ta’aruf Santri merupakan kegiatan pengenalan terhadap lingkungan sekolah bagi peserta didik baru dalam rangka memulai langkah mereka di sekolah yang baru dalam hal ini di Pondok pesantren Terpadu Al-Mujahidin. Fortasi di selenggarakan di aula utama pondok dengan diikuti oleh 401 santri baru.
Penampilan Variasi Teknik Kepanduan Oleh Dewan Kerabat Hizbul Wathan Ponpes Al-Mujahidin
Kegiatan ini dibuka dengan penampilan pra acara tari piring yang dibawakan oleh santriwati kelas 12 lalu dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-quran oleh ipmawan Muhammad Abdillah dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah, dan Mars Ipm. Kegiatan pembukaan ini juga dimereriahkan dengan penampilan variasi teknik kepanduan Hizbul Wathan dan atraksi silat Tapak Suci.
Adapun sambutan-sambutan disampaikan oleh ketua panitia fortasi, Kepala Sekolah, Kepala Bagian Kepengasuhan Santri, dan dibuka langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al Mujahidin, KH. Mas’ud Asyhadi.
Pimpinan Pondok, KH. Mas’ud Asyhadi saat memberikan sambutan pembukaan kegiatan fortasi.
Dalam penyampaiannya beliau menasehatkan bahwa Allah akan meninggikan kedudukan orang-orang beriman dan meninggikan derajat orang-orang yang menuntut ilmu. Beliau juga menyampaikan bahwa Allah akan memudahkan bagi penuntut ilmu jalan menuju surga, sesuai hadist Rasulullah, “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim, no. 2699).
Sedangkan ketua panitia, Ali Marzuq memberikan informasi bahwa kegiatan fortasi ini akan berlangsung selama dua hari.
“kegiatan ini akan berlangsung selama dua hari. Untuk hari pertama kegiatan dilaksanakan di dalam ruangan, meliputi materi tentang Sejarah Pondok, KMD, hingga Pengenalan Kehidupan Pondok. Kemudian hari kedua diisi dengan kegiatan tadabbur alam” jelas Ali.
Kapten Kesebelasan PS Mujahidin saat menerima Piala Kasad Liga Santri 2022 Kota Balikpapan
Selasa (28/06) siang itu. Jajaran awan tampak berarak di langit tapi tidak sampai berubah mendung. Langkah kakiku sampai di halaman parkir pesantren al Mujahidin. Waktu menunjukkan pukul 2 lewat saat menginjakkan kaki di dekat pos satpam. Sudah ada beberapa orang sedang duduk. Mereka menunggu bus jemputan yang sama denganku. Tampak juga dua alat marching band berukuran besar hadir di situ.
“Disampaikan kepada suporter al Mujahidin jam 14.30 kumpul di lapangan. InsyaAllah jam 15.00 sudah start,” ujar Rimun, Sekretaris pesantren al Mujahidin. Begitu bunyi pengumuman lewat grup Whatsapp yang kuterima. Sore ini ternyata merupakan jadwal pertandingan penutup Liga Santri piala Kasad di Balikpapan.
Final kali ini mempertemukan pesantren al Mujahidin dengan Bairuha yang berhasil mengandaskan lawan masing-masing di semifinal. Bairuha berhadapan dengan Asy Syifa. Sedangkan al Mujahidin bertemu Hidayatullah. Kedua tim ini juga sempat berjumpa di babak penyisihan grup. Ketika itu al Mujahidin menang dengan skor tipis 1-0.
Sudah berulang kali sebenarnya ajakan menonton laga al Mujahidin di Liga Santri kuterima. Baik secara langsung pas ketemu di masjid atau lewat pesan WA. Sedari penyisihan hingga semifinal memang belum sempat menonton santri al Mujahidin bertanding. Tapi waktunya yang memang belum pas. Akhirnya sampai masuk final baru bisa ikut.
Waktu menunjukkan pukul 15.00 siang. Bus yang mengangkut rombongan suporter mulai menapak aspal menuju lokasi pertandingan. Sekitar pukul 15.30 bus mampir di masjid al Muna yang berada di tepi laut. “Kita sholat ashar di sini. Tempat bertanding tinggal 5 menit dari sini,” ucap Rimun, yang juga menjadi koordinator suporter al Mujahidin.
Tepat pukul 15.40 adzan ashar berkumandang. Aku beranjak dan ikut antri berwudhu bersama jamaah lainnya. 10 menit berikutnya muadzin mengumandangkan iqomah sebagai penanda sholat bermula. Usai sholat kami pun menuju ke bus. Bus kembali melaju menuju lokasi pertandingan. Benar saja sekitar 5 menit di jalan raya kami tiba di Stadion Sudirman yang berada di komplek Kodam VI/ Mulawarman.
Memasuki area stadion, kami menempati tribun barat. Sementara suporter Bairuha berada di tribun timur. Para pendukung dari kedua pihak terus berdatangan. Laga final ini ternyata cukup menjadi magnet yang menarik penonton. Pertandingan pun dimulai usai seremoni penutupan. Kedua kelompok suporter terus saja menyanyikan lagu dukungan untuk tim masing-masing.
“Mana ini tim yel-yel al Mujahidin. Kita kalah yel-yel sama suporter Bairuha,” tulis Rimun di grup WA. “Suporternya kalah banyak pak,” timpal Achmad Firmansyah, salah seorang staf pengajar. “Seimbang aja bro,” jawab Rimun lagi. Perkiraanku sendiri hampir seribu orang hadir memadati Stadion Sudirman sore itu.
Tidak ada perbedaan skor ketika wasit meniup peluit mengakhiri babak pertama. Pertandingan mulai memanas ketika tim Bairuha berhasil unggul lewat tendangan penalti di menit 75 babak kedua. Itu terjadi setelah salah satu pemain al Mujahidin menyentuh bola di kotak terlarang. Suporter mereka terus saja menyanyikan lagu mendukung tim kesayangannya. Namun sekejap kemudian suasana berubah di tribun barat tempatku duduk. Suara riuh gembira menggema saat tim al Mujahidin berhasil menyamakan kedudukan beberapa menit berselang.
Pemandangan menarik terjadi ketika suporter dari Hidayatullah menggabungkan diri ke al Mujahidin. Mereka hadir untuk pertandingan perebutan tempat ketiga melawan pesantren Asy Syifa. Ternyata kelompok suporter ini tidak langsung pulang setelah timnya memenangkan pertandingan. Melainkan tetap bertahan dan menonton laga final.
“Apa boleh gabung ke situ,” ujar salah satu suporter. Kami pun mengiyakan dan mempersilahkan mereka bergabung dengan suporter al Mujahidin. Jadilah suara dukungan tambah membahana. Saling berbalas lagu dukungan pun terjadi. Hingga wasit meniupkan peluit panjang skor 1-1 tidak berubah. Penentuan pemenang akhirnya melalui babak adu tendangan penalti.
Waktu sudah menunjukkan pukul 18.05 ketika adu penalti bermula. 5 penendang dari kedua tim bersiap. Satu persatu pemain menunaikan tugasnya. Satu penendang dari tim Bairuha gagal setelah tendangannya menerpa mistar gawang. Sementara 5 penendang tim al Mujahidin sukses menghasilkan skor. Jadilah skor 6-5 mengakhiri laga final Liga Santri 2022. Tim al Mujahidin menjadi kampiun juara.
“Alhamdulillah menang adu penalti,” tulis Firmansyah sambil menyertakan foto penyerahan tropi juara. Ucapan selamat pun mengalir di grup WA para guru pesantren al Mujahidin. Bahkan peserta liga santri lainnya juga turut menyampaikan selamat. “MasyaAllah al Mujahidin. Semangat. Allah ridho terhadap orang-orang yang jujur,” tulis perwakilan pesantren Ahlussuffah yang diteruskan salah seorang official al Mujahidin.
Bahkan perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Balikpapan juga turut mengomentari kemenangan al Mujahidin. “Liga santri dimenangkan oleh para santri yang tidak diperhitungkan sebagai santri. Karena memang banyak alumni santri yang tidak menyangka bahwa santri yang menang tersebut tidak diperhitungkan. Kita patut bangga. Itulah yang benar santri kita. Harapan masa depan persyarikatan,” tulis Arif Suprapto, salah seorang pengurus PDM Balikpapan.
Bagiku laga yang berakhir bertepatan adzan Maghrib ini bukan sekedar persoalan menang kalah. Kehadiran alumni dan santri al Mujahidin yang sedang libur akhir semester menjadi poin tersendiri. Mereka hadir memenuhi stadion. Bahkan menjadikan stadion sebagai tempat silaturahmi sekaligus reuni. Tanpa harus membuat jadwal dan tempat acara secara khusus untuk bertemu.
Sebuah pertandingan sepak bola saja bisa menjadi ajang reuni bagi kami sesama alumni. Maklum pesantren ini tempatku menuntut ilmu 20 tahun yang lalu. Bahkan alumni yang jauh di bawahku pun turut hadir. Aku teringat ucapan Kepala SMP Muhammadiyah 3 al Mujahidin, Juhriansyah, saat memberi sambutan acara “akhirussanah” bagi siswa yang berada di kelas 9 beberapa waktu lalu.
“Jadi tidak ada yang namanya perpisahan. Ini hanya mengantar kalian lanjut ke jenjang pendidikan berikutnya. Di pondok ini kami ajarkan ilmu agama, umum dan kemandiriannya agar kalian semakin mantap,” ujar sang kepala sekolah. Terbukti alumni yang hadir tak lupa menyapa dan menyalami para guru yang turut menonton pertandingan.
Acara penyerahan tropi pun berakhir. Rombongan kami beranjak meninggalkan lokasi pertandingan. Sejumlah suporter dari tim Bairuha menyalami kami tepat di pintu masuk. Ada juga suporter Hidayatullah yang mengucapkan salam perpisahan saat mereka mengaspal pulang ke pesantren. Ok itu saja cerita kami. Intinya tetap jaga diri dan keselamatan agar selamat sampai ke rumah. Teruslah berilmu dan beramal. Salam tangguh. (*/habis)
Keseblasan PS MUjahidin saat mengangkat piala. Pesantren Al Mujahidin berhasil menjuarai Liga Santri Piala Kasad 2022 Regional Balikpapan setelah mengandaskan perlawanan Pesantren Bairuha.
BALIKPAPAN – Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujahidin sukses menyabet gelar juara di final Liga Santri Piala Kasad 2022, kemarin (28/6). Kesebelasan santri ini tampil memukau pada final di Stadion Sudirman, Balikpapan, tersebut. Capaian itu mereka raih usai mengalahkan Pesantren Bairuha dalam adu penalti. Laga berakhir dengan skor 6-5.
Para suporter gabungan PS Mujahidin yang merupakan guru, alumni, santri dan keluarga besar Ponpes Al-Mujahidin datang untuk memberikan semangat dan dukungan.
Tak dimungkiri, kemenangan kemarin cukup sulit diraih oleh PS Al Mujahidin. Hal itu juga diakui pelatih kepala Al-Mujahidin, Muhammad Hatta. Sempat tertinggal satu gol di babak kedua, dia mengaku khawatir mental para anak asuh nya bakal ambrol. Namun, berkat semangat yang tak luntur, Al-Mujahidin bisa mengejar ketertinggalan lewat gol balasan. “Alhamdulillah anak-anak mengikuti instruksi. Dari ketinggalan satu gol, mental mereka tidak langsung down. Setelahnya, mereka bisa menyamakan kedudukan,” ujarnya.
Melihat sengitnya laga kemarin, diakuinya memang menguras habis tenaga para pemain. Belum lagi dua kartu kuning juga dilayangkan pada timnya. Meski begitu, dorongan pun tak henti ia berikan, agar para pemain tetap fokus pada pertandingan.
Pelatih Kepala Muhammad Hatta dan asisten saat memberikan arahan kepada keseblasan PS Mujahidin.
Terkait evaluasi pertandingan, dia tak memberi banyak catatan. Namun, perlu diperbaiki dalam hal mental pemain. Untuk fisik, disebutkannya para pemain hanya perlu meningkatkan sedikit kekuatan agar bisa tampil lebih maksimal nantinya. “Harapannya, saat berlaga di provinsi nanti, bisa lolos keempat besar dan bertanding di tingkat nasional,” pungkas Hatta.
Bendahara Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Balikpapan juga turut mengomentari kemenangan PS Mujahidin. “Liga santri dimenangkan oleh para santri yang tidak diperhitungkan sebagai santri. Karena memang banyak alumni santri yang tidak menyangka bahwa santri yang menang tersebut tidak diperhitungkan. Kita patut bangga. Itulah yang benar santri kita. Harapan masa depan persyarikatan,” tulis Arif Suprapto.
Sementara itu, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengapresiasi dan menyambut baik terlaksananya agenda tersebut. Dia juga memberi selamat, kepada semua tim yang berhasil lolos ke babak final.
Dia berharap, tim yang menang bisa menjadikan ajang tersebut untuk lebih mengasah kemampuan. Sedangkan bagi tim yang kalah, untuk tidak berkecil hati. Tetap semangat dan menjadikan hasil tersebut sebagai motivasi untuk lebih baik.
“Semoga, Liga Santri ini bisa menjadi agenda rutin agar dapat melahirkan bibit pesepak bola andal, khususnya dari kalangan santri. Yang akan mengharumkan nama Balikpapan di kancah nasional,” ujarnya. (end)
Prof. Abdul Mu’ti saat memberikan motivasi kepada para santri di Ponpes Al-Mujahidin Balikpapan
Balikpapan – Pesantren merupakan salah satu model pembinaan generasi muda yang menjadi fokus di Muhammadiyah. Karena dari lembaga pendidikan ini cukup banyak lahir santri berprestasi di berbagai tingkatan. Apalagi sekarang cukup banyak organisasi Islam di Indonesia yang juga mengembangkan sekolah sejenis pesantren.
“Jadi setiap pesantren Muhammadiyah harus punya branding. Itu yang menjadi nilai lebih kita di hadapan masyarakat,” ujar Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. DR. Abdul Mu’ti, saat berkunjung ke pondok pesantren al Mujahidin di Balikpapan, Kamis (26/05).
KH. Mas’ud Asyhadi, Pimpinan Ponpes Al-Mujahidin saat memberikan kenang-kenangan kepada Prof. Abdul Mu’ti
Abdul Mu’ti mengatakan upaya membangun branding ini menjadi penting karena pesantren merupakan pusat dakwah, pendidikan dan pemberdayaan. Maka Muhammadiyah melalui kader-kadernya di daerah menjadikan hal itu sebagai salah satu ikhtiar dakwah. Di mana pesantren menjadi tempat mendidik dan mengkader generasi penerus.
“Kita punya pesantren sains di Sragen. Itu kan branding-nya pendidikan menggunakan sains secara terpadu dengan ilmu agama. Ada kader kita Agus Purwanto yang jadi gawangnya. Bahkan bikin buku yang judulnya nalar ayat-ayat semesta,” tuturnya lagi.
Abdul Mu’ti menilai minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke pondok pesantren terus meningkat. Hal itu seiring dengan peningkatan di tiga segi. Yakni kesadaran umat, pertumbuhan ekonomi keluarga muslim dan peningkatan kualitas dari para kader yang mengurus pesantren Muhammadiyah.
“Maka ini jadi tantangan kita bersama. Tidak sama memang kondisi di Jawa dengan Kalimantan. Tapi yang penting terus ada usaha meningkatkan kualitas. Baik manajemen maupun SDM para guru yang mengajar,” imbuh guru besar pendidikan Islam di UIN Jakarta ini.
Drs. Muhammad Hendro, Ketua PDM Balikpapan saat membersamai Prof. Abdul Mu’ti di Ponpes Al-mujahidin
Dirinya menambahkan, perkembangan dunia pendidikan menuntut kompetisi dan kompetensi dari para pelakunya. Maka para pengurus dan guru di pesantren perlu memiliki semangat dan kesabaran dalam proses di lapangan. Mengingat persaingan di dunia pendidikan terus meningkat. Sehingga pesantren Muhammadiyah harus mampu bersaing dengan para kompetitor.
“Yang penting bapak ibu tetap sabar mengajar di pondok pesantren ini. Karena hasil itu tidak ada yang langsung jadi. Semua ada prosesnya. Jadi harus bisa menemukan apa branding unggulan yang terbaru. Selama ini kan rata-rata tahfidz dan sejenisnya,” tutup beliau. (FAD)
Balikpapan – Kamis (19/05) siang terasa cukup panas ketika itu. Matahari baru saja melintas di pertengahan garis edarnya. Tak tampak awan pelindung di langit. Langkah kaki saya kembali mengantarkan ke masjid besar di pondok pesantren al Mujahidin. Sebuah lembaga pendidikan yang sudah berusia 40 tahun. Cukup dewasa untuk ukuran umur manusia.
Kali ini, saya menghadiri acara “akhirussanah” bagi siswa yang berada di kelas 9. Setara kelas 3 SMP kalau jaman dulu. Memasuki teras masjid terlihat ratusan siswa berseragam batik biru dan bawahan warna putih sudah berada di dalam. Mereka duduk berbaris rapi dalam kelompok putra dan putri. Sementara di bagian depan duduk sejumlah guru kelas 9 bersama pimpinan pesantren.
Nampaknya saya sedikit terlambat hadir ke tempat acara. Kepala SMP Muhammadiyah 3 al Mujahidin, Juhriansyah, sedang memberi sambutan saat kaki ini melangkah masuk masjid. Saya pun segera mengambil tempat di bagian depan dan duduk menghadap santri putra. Beberapa santri putra tersenyum menyambut kehadiranku. Memang setahun terakhir saya mendapat amanah sebagai salah satu wali asuh kelas 9 putra.
“Jadi tidak ada yang namanya perpisahan. Ini hanya mengantar kalian lanjut ke jenjang sekolah berikutnya. Kalau bisa ya lanjut di pondok ini lagi agar ilmu agama, umum dan kemandiriannya semakin mantap,” ujar sang kepala sekolah.
Menurut Juhriansyah, kondisi pandemi Covid-19 cukup menghambat proses belajar mengajar di pesantren. Karena pola pembelajaran jarak jauh jelas berbeda dengan tatap muka langsung. Apalagi pesantren ini menerapkan kurikulum agama dan umum secara terpadu. Terutama pada praktek pembelajaran seperti sholat, wudhu maupun hafalan al Qur’an.
“Kami tentu inginnya kalian melanjutkan kebiasaan di pondok saat berada di manapun. Jadi jangan sampai lupa. Sholat tepat waktu. Ngajinya juga. Hafalan yang ada kalau bisa nambah jangan malah kurang,” tuturnya lagi.
Usai kepala SMPM-3 memberikan sambutan giliran perwakilan guru yang maju. Tampak seorang ibu berkacamata yang menuju mimbar. Beliau adalah guru senior yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Saya pun termasuk salah satu murid beliau saat masih jadi santri pada tahun 1995. Artinya ibu bernama lengkap Jaleha Tampubolon ini mungkin sudah mengabdi di pesantren lebih dari 25 tahun.
“Saya secara pribadi dan mewakili guru lainnya meminta maaf apabila ada salah kata dan perbuatan selama mengajar kalian. Percayalah tidak ada maksud berbuat kasar saat mengajar. Saya ingin kamu semua jadi orang mandiri yang punya ilmu agama. Karena itu bekal hidup,” ujarnya singkat.
Acara puncak “akhirussanah” SMPM-3 di pesantren al Mujahidin ini diisi dengan tausiyah pimpinan pondok. Ustadz Mas’ud Asyhadi, Lc yang langsung mengisi dalam kesempatan ini. Di hadapan santri, beliau mengingatkan pentingnya ilmu agama untuk mencapai kesuksesan dalam hidup. Karena banyak orang hari ini menganggap sukses itu hanya dari segi harta dan jabatan.
Pimpinan Pondok, KH. Mas’ud Asyhadi saat memberikan tausyiah.
“Jadi tidak banyak yang menjadikan agama sebagai pegangan. Ini harus kita perbaiki bersama. Baik guru maupun santri perlu kerjasama. Guru yang mengajar dengan amanah. Lalu ada santri yang belajar dengan semangat,” tuturnya kepada santri.
Ustadz Mas’ud berharap kepada para santri agar terus mampu menjaga kebiasaan baik selama belajar di pesantren. Mengingat kegiatan selama jadi santri baru sebatas proses pelatihan. Sementara praktek nyata berada di kehidupan luar. Yakni mulai lingkungan rumah hingga tetangga sekitarnya.
“Desain pembelajaran pondok kita dan juga pondok di mana saja itu 6 tahun. Jadi kalau 3 tahun baru setengah jalan. Harusnya belajar di pondoknya sampai akhir. Ibarat buah di pohon belum sampai buah yang hampir matang. Tapi mentahnya udah lewat,” tambahnya lagi.
Acara yang sederhana ini pun berakhir. Pihak panitia memberikan komando pada para santri untuk berfoto bersama. Ada dua kursi berada tepat di depan spanduk acara. Pimpinan pondok dan kepala SMPM-3 yang duduk di situ. Kemudian para santri putra dan putri berganti mengikuti sesi foto tersebut. Saya pun beranjak ke luar masjid untuk berwudhu. Tak seberapa lama waktu ashar pun tiba. (FAD)
Penyerahan paket sembako secara simbolis kepada perwakilan masyarakat sekitar
Balikpapan – Kepedulian terhadap sesama merupakan salah satu hikmah dari bulan suci Ramadhan 1443 H. Untuk itu, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Balikpapan Utara menyalurkan 132 paket sembako untuk masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Al-Mujahidin, Selasa (26/04). Kegiatan ini bersamaan dengan buka puasa bersama warga sekitar pondok yang sempat terhenti dalam dua tahun terakhir.
Sekretaris PCM Balikpapan Utara, Sudir mengatakan kegiatan berbagi sembako sudah rutin terlaksana setiap tahunnya. Meski masih dalam kondisi pandemi Covid-19 yang mewajibkan protokol kesehatan. Di mana paket sembako yang tersedia berasal dari warga Muhammadiyah yang tersebar di bagian utara Balikpapan.
“Kami membuka donasi paket sembako sejak 18 sampai 25 April. Per paketnya sebesar Rp 125.000. Alhamdulillah respon dari warga Muhammadiyah di utara ini cukup cepat. Terkumpul sampai 132 paket,” ujarnya saat penyerahan bantuan sekaligus buka bersama di Pondok Pesantren Al-Mujahidin.
Adapun untuk warga penerima, lanjut Sudir, mayoritas berdomisili di sepanjang jalan Tepo km. 10, Karang Joang. Lokasi ini berada dekat dengan Pondok Pesantren Al-Mujahidin sebagai pusat kegiatan pendidikan. Apalagi sebagian besar pengurus PCM Balikpapan Utara merupakan staf pengajar di Pesantren yang sudah berdiri sejak 1981 tersebut.
“Pada kesempatan ini kami menyalurkan bantuan sembako kepada masyarakat di sekitar pondok. Sesuai jumlah paket yang ada. Kami berharap bantuan ini tidak dilihat dari isinya. Namun, ini adalah bentuk kepedulian muslim terhadap saudaranya,” tuturnya lagi.
KH. Mas’ud Asyhadi, Pimpinan Ponpes Al-Mujahidin saat memberikan tausiyah
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mujahidin, KH Mas’ud Asyhadi mengatakan bahwa kegiatan buka bersama ini merupakan bentuk silaturahmi antara Pondok dengan masyarakat sekitar. Mengingat pandemi Covid-19 dalam dua tahun ini sudah membatasi kegiatan di berbagai bidang. Termasuk tidak adanya buka bersama yang menjadi agenda rutin setiap bulan Ramadan.
“Jadi puasa ini mengetuk hati muslim. Bukan sekedar lapar dan haus. Tapi juga mengajak peduli sama orang lain. Ini sembako uangnya dari kantong para guru dan warga Muhammadiyah. Dan semuanya itu tentu bertujuan selain sebagai ucapan syukur juga bentuk keinginan untuk saling berbagi.” lanjutnya.
Selain itu, beliau juga mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat terhadap kegiatan pendidikan di Pondok Pesantren Al-Mujahidin. Sinergi ini diharapkan membawa kebaikan bagi semua orang. Baik yang menjadi staf pengajar maupun warga sekitar. Sehingga kegiatan pendidikan di Pesantren ini bisa dinikmati oleh semua pihak yang membutuhkan.
“Pesantren ini bagian dari masyarakat. Karena itu mereka punya fungsi yang strategis bagi pesantren. Kami perlu dukungan kebersamaan dari masyarakat sekitar. Juga sebagai saudara sesama muslim yang merupakan bentuk ukhuwah islamiyah,” tutupnya. (FAD)
Balikpapan – Masih dalam suasana Ramadan 1443 H, Siswa SMP Muhammadiyah 3 Al-Mujahidin kembali menyumbangkan prestasi yang membanggakan. Prestasi tersebut datang dari Mahira Zeesta Salsabila, siswi kelas 7 yang berhasil meraih juara 1 lomba muhadharah, diikuti oleh Muhammad Al Rifqy Mairano siswa kelas 8 yang mendapat juara 2 lomba muhadharah, dan terakhir Muhammad Zaky yang duduk di kelas 7 menyabet juara harapan lomba adzan.
Zaki (kiri), Rifqy (tengah) dan Mahira (kanan)
Lomba ini diselenggarakan oleh SMP Islam Istiqamah Balikpapan dengan tema, ‘Knowledge Of Ramadhan Part 2’ serta memiliki motto, ‘Generasi Rabbani Penuh Prestasi’. Lomba yang dilaksanakan tanggal 16-17 April ini diikuti oleh siswa/i SMP se-Kota Balikpapan. Ada 4 cabang yang dilombakan pada kegiatan ini, terdiri dari lomba muhadharah (ceramah), tahfidz, adzan, dan cipta komik. Seluruh rangkaiannya pun diselenggarakan secara luring di gedung SMP Islam Istiqamah Balikpapan Kota.
Menanggapi dengan senang hati, Ustadzah Rohana selaku pembimbing mengungkapkan rasa syukur dan harunya atas prestasi dari para siswa/i. Dirinya pula berharap agar para siswa/i mampu memberi hasil yang lebih baik,
“Tentunya sebagai guru yang mendampingi dan melatih mereka, saya merasa terharu dengan pencapaian mereka sekarang. Semoga untuk lomba akan datang bisa memberikan hasil yang lebih baik lagi.dan untuk santri saya yang belum juara jangan berkecil hati. Karena berani tampil di depan orang dan menampilkan yang terbaik dari apa yang kita miliki adalah juara yang sesungguhnya.. Kegagalan yang ada akan menjadikan kita menjadi yang lebih baik di masa mendatang,” tuturnya.
Balikpapan – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan menggelar Edukasi CBP (Cinta Bangga Paham) Rupiah yang merupakan rangkaian kegiatan Serambi Rupiah Ramadhan 2022 di Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujahidin Balikpapan (15/4).
Edukasi CBP (Cinta Bangga Paham) Rupiah dan Buka Puasa Bersama ini diikuti oleh kurang lebih 1000 santri dan warga pondok.
Kegiatan CBP (Cinta Bangga Paham) Rupiah menampilkan berbagai kegiatan utama yaitu Pemasaran Materi Edukasi CBP Rupiah, Fun Games dan ditutup dengan Buka Puasa Bersama.
Deputi Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Mahdi Abdillah dalam sambutannya mengatakan bahwa pihaknya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada keluarga besar Ponpes Al-Mujahidin yang telah memberikan kesempatan untuk bersilaturahmi sekaligus dalam rangka sosialisasi dan edukasi tentang Bank Indonesia dan Cinta Bangga Paham rupiah.
“Sebagai Bank Sentral, BI mempunyai tujuan untuk memelihara kestabilan nilai rupiah dari sisi moneter. Kami juga yang bertugas menjaga stabilitas sistem keuangan. Kemudian dari sisi sistem pembayaran baik itu meliputi semua perangkat-perangkat, peraturan dan Infrastruktur yang diperlukan untuk melakukan pemindahan dana atau kekayaan baik itu secara tunai maupun non tunai, nah itu kami juga yang berwenang” jelas Mahdi.
Sementara itu, KH. Mas’ud Asyhadi selaku Pimpinan Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujahidin menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bank Indonesia yang selama ini ada kerjasamanya termasuk membantu kepada perjalanan Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujahidin baik berupa penjelasan-penjelasan maupun bantuan-bantuan yang selama ini sudah diterima pondok.
“Mudah-mudahan acara kita ini mendapatkan ridho Allah, berjalan dengan lancar dan dibalas pahala yang berlipat ganda.” Tutup beliau.